Doa Ibu Lebih Utama Dari Wali Besar Manapun
https://web.facebook.com/machrus7.ali/posts/10205655041170933
Rosulullah SAW bersabda, “Doa orang tua kepada anaknya seperti doa nabi kepada umatnya”
Ketika Habib Umar Bin Hafidz dan abangnya Habib Ali Masyhur Bin Hafidz masih bayi dan sering menangis, Ibunda mereka Hubabah Zahra akan memeluk dan membelai anak-anaknya sambil mengusap kepala mereka. Kepada Habib Ali Masyhur, beliau sering berbisik “mufti, mufti” dan sekarang, Habib Ali Masyhur telah menjadi Mufti Yaman. Kepada Habib Umar sang ibu selalu berdoa “da’i, da’i”. Dan Habib Umar telah menjelma menjadi Da’i Islam terkenal di zaman ini.
Ketika Syeikh Abdurrahman as-Sudaismasih kecil sedang asyik bermain-main tanah. Sementara sang ibu sedang menyiapkan jamuan makan yang diadakan sang ayah. Belum lagi datang para tamu menyantap makanan, tiba-tiba kedua tangan bocah yang mungil itu menggenggam debu. Ia masuk ke dalam rumah dan menaburkan debu itu diatas makanan yang tersaji. Tatkala sang ibu masuk dan melihatnya, sontak beliau marah dan berkata: “idzhab ja’alakallahu imaaman lilharamain,” yang artinya “Pergi kamu…! Biar kamu jadi imam di Haramain…!”. Dan SubhanAllah, setelah anak itu telah dewasa (Syeikh Abdurrahman as-Sudais) menjadi imam di masjidil Haram.
Dari kebesaran seorang ibu Rasulallah saw telah berpesan kepada Ali dan Umar RA untuk meminta do’a dari seorang yang shaleh, ta’at dan berbakti kepada ibunya ia bernama Uais Al-Qarni. Ia sangat cinta kepada ibunya. Ia rela berkorban untuk segala galanya demi mendapatkan keredhoan ibunya. Rasulallah berpesan: “Nanti, pada zamanmu akan lahir seorang manusia yang do’anya sangat mustajab. Pergi dan carilah dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Kalau kamu berdua berjumpa dengannya mintalah do’a darinya untuk kamu berdua.” Umar dan Ali ra bertanya, “Apa yang patut kami minta dari Uais al-Qarni, Ya Rasulullah?“. Beliau menjawab, “Mintalah kepadanya agar Allah mengampuni dosa dosa kalian”. Itulah Uais Al-qarni yang rela memangku ibunya yang lumpuh dengan kedua tangannya berjalan kaki dari Yaman ke Mekah disaat melakukan ibadah haji, memangkunya disaat mengerjakan thawaf, sai dan wukuf di padang Arafah. Dan juga ia rela memangku ibunya dengan kedua tangannya berjalan kaki disaat kembali dari Makkah ke Yaman.