“Ya Allah, peliharalah kehormatan wajahku dengan kecukupan. Jangan jatuhkan martabatku dengan kemiskinan, sehingga aku terpaksa mengharapkan rizki dari manusia yang justru mengharapkan rizki-Mu, atau memohon belas kasihan dari hamba-hambamu yang jahat. Atau tertimpa bala’ sehingga memuji siapa yang memberiku atau mencela siapa yang menolakku. Sedangkan Engkau…. Engkaulah yang ada di balik semuanya itu, yang sebenarnya memberi atau menolak. Sesungguhnya Engkau…… Engkaulah yang Maha Kuasa atas segala-galanya.
Yaa Allah, Engkaulah yang paling dekat menghibur para wali-Mu, yang paling menjamin kecukupan bagi siapa saja yang bertawakkal kepada-Mu. Engkau melihat sampai ke lubuk hati mereka, menembus jauh ke dalam nurani mereka. Semua rahasia mereka telanjang dihadapan Engkau, semua bisikan hati mereka mendamba dan mengharap dari-Mu. Bila tersiksa dengan keterasingan, mereka terhibur dengan sebutan-Mu. Dan bila tercurah atas mereka aneka ragam musibah, mereka pun berlindung kepada-Mu. Mereka sungguh-sungguh mengerti bahwa kendali atas segalanya ada di tangan-Mu, sebagaimana pula bahwa segala kemunculannya berasal dari ketentuan-Mu.
Yaa Allah, bila aku tak mampu mengutarakan permohonanku, atau tak mampu melihat keinginanku, tunjukilah aku sesuatu sejauh yang akan mendatangkan maslahat bagiku. Sebab, itu semua bukanlah hal yang menakjubkan jika ada di antara jalan-jalan hidayah-Mu, bukan pula itu adalah sesuatu yang baru diantara kekuasaan-kekuasaan-Mu.
Yaa Allah, sikapilah daku dengan ampunan-Mu, dan jangan perlakukan aku dengan keadilan-Mu.”