Tanwirul Qulub : Dzikr qalbi (Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi)
Dalam kitab Tanwirul Qulub, Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi, pengarangnya, memberikan sejumlah petunjuk tentang cara melakukan dzikr qalbi.
Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi An-Naqsyabandi berasal dari Irbil, Irak. Pencantuman Al-Naqsyabandi pada namanya merupakan pertanda bahwa ia pengikut Tarekat Naqsyabandiyah, sekaligus keturunan pendiri langsung terekat Syalh An-Naqsyabandi Baha’uddin Muhammad bin Muhammad Al- Uwaisy Al-Bukhari. Syaikh Muhammad Amin menyebut-nyebut bahwa jalur spiritualnya adalah seorang alim dari India, yaitu Ahmad Al-Faruqi As-Sirhindi, yang mendapat gelar Mujadiddul Fathani, dan putranya, yaitu Muhammad Ma’shum, hingga ke atas ke-pada Syaikh Naqsyabandi, Salman Al-Farisi (sahabat Nabi SAW), Abu Bakar, sampai kepada Nabi, Jibrii, dan terakhir Allah SWT.
Beberapa ajaran yang disampaikan diantaranya tentang dzikir. Dzikir ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama, dzikir dengan nama Allah; ke-dua, dengan LA ILAHA ILLALLAH puncaknya ILLALLAH. Keseluruhan ini merupakan bagian pertama pengakuan keimanan seorang muslim, syahadat: La ilaha Wallah (Tidak ada Tuhan selain Allah).
Sebelas Persiapan
Dzikir Qolbi Ini terdiri dari sebelas praktek persiapan (adab). Yaitu:
1. Berwudhu.
2. Shalat dua rakaat.
3. Menghadap kiblat (Makkah) di tempat sunyi.
4. Duduk dengan kaki terlipat, seperti kala shalat.
5. Meminta pengampunan bagi segala dosa sambil menggambarkan semua perbuatan keji seakan-akan semua itu ber-ada di hadapan kita, dan dilihat oleh Allah.
6. Membaca surah Al-Fatihah se-kali dan Al-lkhlash tiga kali, dan dihadiahkan kepada ruh Muhammad dan ruh-ruh semua guru Naqsyabandi.
7. Memejamkan kedua mata Mulut tertutup rapat, lidah ditekan ke la-ngit-langit mulut, untuk menyempurna-kan sikap tawadhu’, dan mengusir semua gangguan yang datang.
8. Melakukan “praktek kubur” yaitu berkhayal seolah-olah telah mati’ telah dimandikan, terbungkus kain kafan, dan dibaringkan di dasar liang lahat, dan para pengantar telah beranjak, sedang ia sendirian menghadapi “pengadilan”, yaitu prosesi “pertanyaan dan siksa kubur”.
9. Melakukan “praktek tuntunan” (tawasul). Bila hati si taubat (taib) menghadap hati gurunya, dengan mem-bayangkannya walau dia telah tiada, dan mengharapkan berkat sang guru, se-olah-olah hati ini luruh (fana) ke dalam dirinya.
10.Memusatkan segenap indra jasmani, membuang dorongan hati yang cenderung melawan, dan mengarahkan segenap persepsi kepada Allah. “Ya Allah, Engkaulah Tamuku, dan keridhaan-Mu-lah yang kudambakan.” Lalu mencamkan nama Allah dalam hati, dengan memba-yangkan bahwa Allah hadir dan meng-awasi kita (gejala pertama batiniah).
11.Memejamkan mata, me-nunggu “kunjungan” (warid, yakni gejala kedua batiniah) dzikir, yang berlangsung sejenak sebelum membuka mata.
Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi menyertakan sebuah gambaran ringkas tentang simbol-simbol di dalam tubuh:
· Qalb bentuknya mirip pohon cemara. Berada di bawah kaki (yaitu, kendali agama”) Adam, berwarna kuning.
· Ruh (ruh, jiwa), berada di bawah kaki Nuh dan Ibrahim, wamanya merah.
· Sirr (kata hati, nurani), berada di bawah telapak kaki Musa, dan berwarna putih.
· Khafi (lubuk tersembunyi), berada di oawah telapak kaki Isa, dan berwarna hitam.
· Akhfah (lubuk paling dalam), berada ? Tengah-tengah dada, di bawah telapak kaki Muhammad, dan berwarna hijau.
Setelah menerangkan hal ini, Syaikh Muhammad Amin memberi petunjuk pentang cara menafakuri dzikr LAA ILAAHA ILLALLAH,
Teserap Tarikan Hakikat Ilahi. Usahakan agar lidah menekan kuat-kuat langit-langit mulut. Setelah menatik nafas yang dalam tahanlah, mulailah dengan kata LA, seakan akan kita memasuki dari bawah pusar. Biarkan ia merasuk kesepanjang organ-organ yang telah disebutkan diatas, dan terakhir angkatlah ia menuju “jiwa rasional” (an-nafsul an natiqah) yang ebrada dibelahan pertama otak .
Ikutilah hal ini dengan membentuk huruf Hamzah dari Ilaha (dalam khayalan) dari otak, lalu biarkanlah turun hingga berakhir pada tulang belikat kanan, allu tarik ke bawah menuju ruh. Lantas bayangkanlah bahwa kita seolah-olah sedang emngambil huruf hamzah dari kata ILLALLAH dari tulang belikat. Biarkanlah ia meliuncur kebawah sepanjang tepi dari tengah dada dan berakhir di latifah qolb. Yang terbayang di Qolb adalah Denyutan kalimat keagungan, dengan segenap tekanan nafas pada ulu hati hingga panas terasa disekujur tubuh. Panas ini akan membakar butiran-butiran yang baik akan tersinari oleh cahaya keagungan.
Proses ini harus diulang-ulang sebanyak dua puluh satu kali secara sadar dengan emmperhatikan dan merenungkan kalimat yang ditafakuri.
Dipenghujung penyerahannya akan mengalami rahasia dari zikir qolbi. Disini dia akan kehilangan kesadarannya sebagai seorang manusia dan sebagai ciptaan dan akan terserap oleh tarikan hakikat ilahi.
Demikian sekilas Dzikkir qolb yang dituliskan oleh syeikh Muhammad Amin Kurdi didalam kitab Tanwirul Qulub.