Sesungguhnya diriwayatkan dari Karaz bin Wabrah RA dan Karaz ini termasuk al-abdaal, dimana ia menerangkan: “Telah datang kepadaku seorang saudaraku dari penduduk negeri Syam (Suriah).
Lalu dihadiahkannya kepadaku hadiah, seraya mengatakan: “Wahai Karaz, terimalah dariku hadiah ini! Karena ia adalah hadiah yang diterima-beli”.
Lalu aku bertanya: “Wahai saudaraku! Siapakah yang menghadiahkan kepadamu hadiah tersebut?”
Maka ia menjawab: “Diberikan hadiah ini kepadaku oleh Ibrahim At-Ta imi!”
Lalu aku bertanya: “Apakah tidak meminta tanyakan pada Ibrahim, siapakah yang memberikan hadiah yang meminta?”
Menjawab saudara itu: “Ada! Lalu Ibrahim menerangkan:” Adalah aku duduk dihalaman Ka’bah, aku sedang bertahlil, bertasbih, bertah-mid dan bertamjid (membaca: subhaanallaah, wa’l-hamduli’l-laah wa laa ilaaha i ‘ lla’liaah wa’llaahu akbar), maka datanglah seorang laki-laki, beri salam kepadaku dan duduk dikananku.
Belum pernah saya lihat di masaku, orang yang tampan itu mukanya, yang sebagus itu pakaian-nya. yang lebih putih warnanya dan lebih wangi baunya dari orang itu.
Lalu aku bertanya: “Wahai hamba Allah!” Siapakah kamu? Darimanakah kamu datang? “
Maka ia menjawab: “Aku adalah Khidir!”
Lalu aku bertanya: “Apakah maksudmu datang datang!”
Menjawab Khidir: “Aku datang kepadamu untuk memberi salam dan karena cinta kepadamu di jalan Allah. Dan menerima ada hadiah, yang ingin aku hadiahkan kepadamu!”
Maka aku bertanya: “Apakah hadiah itu?”
Ia menjawab: “Mengajakku membaca sebelum terbit matahari dan sebelum terbentangnya di atas bumi dan sebelum ia meminta:
Al Faatihah ……. 7x
An Naas ……… 7x
Al Falaq …… 7x
Al Ikhlash …… 7x
Al Kaafiruun …… 7x
Ayat Kursiy .7x
Masing-masing daripadanya tujuh kali.
Dan kamu baca: “Subhaana’llaah, wa’l-ham-duli’llaah, wa laa ilaaha aku akana’liaah, wa’llaahu akbar” tujuh kali.
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
Dan berselawat kepada Nabi SAW tujuh kali.
Meminta ampun (membaca istiqhfar) untuk dirimu sendiri, untuk ibu-bapamu, untuk orang mu’min laki-laki dan perempuan tujuh kali.
Membaca:
اللهم افعل بي وبهم عاجلا وآجلا في الدين والدنيا والآخرة ما أنت له أهل ولا تفعل بنا يا مولانا ما نحن له أهل إنك غفور حليم جواد كريم رءوف رحيم
Allaahu’mma’f-‘al bii wa bi-dia aajilan wa aa-jilan frddiini wa’ddun-ya wa’l-aakhirah, maa anta lahuu ahlun. Wa laa tafal binaa yaa Maulaanaa maa nahnu lahu aahlun, di-naka ghafuurun haliimun, ja’wwaadun kariimun ra-uufu’r-rahiim “tujuh kali.
Artinya: “Wahai Allah Tuhanku! Buatlah bagiku dan bagi mereka, dengan cepat dan lambat, tentang agama, dunia dan akhirat, akan apa yang Engkau dapatkani, perbarui! Dan berharaplah Engkau buat untuk kami, wahai yang kami junjung, akan apa yang kami punyai diharapkan sesunguhnya Engkau maha pengampun, mahapenyantun, mahapemur mulia, mahapengasih, lagi maha penyayang “.
Menerimalah, itu artinya kamu tidak meninggalkan yang demikian pagi dan petang! “
Maka aku berkata: “Aku ingin, dapat menerangkan kepadaku, siapakah gerangan yang memberikan kepadamu akan memberikan yang agung ini?”
Lalu ia menjawab: “Diberikan kepadaku oleh Muhammad SAW
Maka aku menyambung: ‘Terangkanlah kepadaku pahalanya! “
Ia menjawab: “Jika kamu menjumpai Muhammad SAW maka tanyalah meminta tentang pahalanya! Dia akan menerangkan kepadamu yang demikian itu”.
Lalu Ibrahim At-Taimi menerangkan, pada suatu hari ia bermimpi, seolah-olah malaikat datang meminta, lalu bertemu, sehingga dia dimasukkan kedalam sorga. Maka ia melihat apa yang ada di dalam sorga itu. Dan disifatkannya hal-hal yang agung dari apa yang dilihatnya di dalam sorga.
Berkata Ibrahim At-Taimi: “Lalu aku bertanya kepada malaikat itu, dengan mengatakan:” Untuk siapakah ini? “
Lalu malaikat itu menjawab: “Untuk orang yang berhasil amal, seperti amalmu!”
Disebutkan oleh Ibrahim At-Taimi, itu makan buah sorga dan para malaikat menyuguhkan minuman sorga.
Berkata Ibrahim seterusnya: “Maka datanglah kepadaku Nabi SAW dan bersangkan tujuhpuluh orang nabi dan tujuhpuluh baris (shaf) malaikat.
Nabi SAW memberi salam kepadaku dan memegang tanganku. Lalu aku berkata: “Wahai Rasulu’llah! Nabi Khidir menerangkan kepadaku, itulah yang dia katakan daripadamu akan perkabaran ini”.
Maka jawab Nabi SAW benar Khidir! Benar Khidir! Dan Setiap-setiap apa yang diceriterakannya, adalah benar. Dia adalah orang yang berilmu dari penduduk bumi, kepala al-abdal dan dia dari tentera Allah Ta’ala dibumi “.
Maka aku bertanya: “Wahai Rasulu’llah! Barangsiapa mengerjakan ini atau mengamalkan dia dan ia tidak bermimpi seperti yang aku mimpikan di dalam tidurku, adakah ia diberikan apa yang diberikan kepada saya?”
Menjawab Nabi SAW “Demi Allah, yang mengutus aku dengan menjadi nabi! Sesungguhnya orang yang beramal akan diberikan itu, meskipun ia tidak bermimpi, berjumpa dengan aku dan tidak bermimpi melihat sorga. Sesudah diberikan ampunan untuk dosa besar, yang telah diperbuatnya untuk dosa, yang telah diperbuatnya. Dihapus oleh Allah Daripadanya, pemecahan dan kutukanNya. Dan disuruh oleh Allah akan malaikat yang menjaganya disebelah kiri, ditangguhkan tidak ditanggapi dari kesalahannya dari perbuat, perbuat lamanya. Demi Allah yang membuatku diperbuat oleh nabi! Tidaklah perlu dengan amalan ini, kecuaii orang yang dibuat oleh Allah Dan tidak meninggalkan amalan ini, kecuali orang yang dibuat oleh Allah celaka! ‘.
(IHYA ‘ULUMUDDIN)