Abdurrahman Al-Jaziriy didalam Al-Fiqhu ‘ala Madzahibil Arba’ah mengatakan
“Dianjurkan menghidupkan malam dua hari raya dengan keta’atan kepada Allah berupa dzikir, tilawah al-Qur’an, dan semisal yang demikian, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam, “barangsiapa yang menghidupkan malam ‘Idul Fithri dan malam ‘Idul Adlha dengan penuh keikhlasan, hatinya tidak akan mati ketika matinya semua hati”, diriwayatkan oleh Ath-Thabraniy. Dan sudah hasil (memperoleh fadlilah menghidupkan malam tersebut) dengan melakukan shalat ‘Isya dan shalat shubuh secara berjama’ah”.
Zainuddinn Zakariyya Al-Anshoriy dalam Asnal Matholib mengatakan
“Dan sudah hasil (telah memperoleh fadlilah) menghidupkan malam hari raya dengan mengagungkan malamnya, seperti halnya mabid di muzdalifah, dikatakan hanya dengan sesaat saja, sedangkan pendapat dari ‘Ibnu Umar ; dengan melakukan shalat ‘Isya berjama’ah dan bertekad melakukan shalat shubuh berjama’ah ”
Menurut Imam Nawawi,
“Yang shahih, bahwa fadlilah menghidupkan malam hari raya ini tidak akan diperoleh kecuali minimal dengan mengagungkan malamnya (dengan ibadah), dikatakan juga dapat diperoleh hanya dengan sesaat saja (beribadah), dan ditekankan sebagaimana dinukil oleh Imam Syafi’i pada guru-guru besar (masyayikh) kota Madinah yakni dengan berdo’a dan dzikir semalaman. Di naql dari Al-Qadli Husain, dari Ibnu Abbas, bahwa menghidupkan malam hari raya dilakukan dengan shalat ‘”Isya’ berjama’ah dan bertekad menyambung untuk shalat Shubuh berjama’ah pula, dan pendapat yang dipilih adalah yang sebelumnya,
Menurut KH.Maimoen Zubair
Berikut ini amalan pada malam Hari Raya (Idul Adlha dan Idul Fitri), seperti disebut dalam kitab Kanzun Najah Was Surur, karya Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dan riwayat dawuh Syaikh Abdul Karim Lirboyo (Mbah Manab) oleh KH.Maimoen Zubair.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط.
Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah SAW bersabda: Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati. HR.Thobaroni
عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه
Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi SAW, bersabda: Barangsiapa menegakkan dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap Allah, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. HR. Ibnu Majah.
Bagaimana cara menghidupkan/ menegakkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan:
Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau memperbanyak sholat sunnah dan bacaan2 dzikir.
Syaikh Al Wanna’i dalam risalahnya: Barangsiapa membaca istighfar seratus kali (100×) setelah Sholat Shubuh di pagi Hari Raya, maka akan dihapus dosa-dosanya di dalam buku catatannya, dan pada hari kiamat akan aman dari siksa.
Syaikh Al Wanna’i: Barangsiapa membaca ,
سبحان الله وبحمده
subhaanAllah wabihamdihi 100× pada Hari Raya, dan menghadiahkan pahalanya untuk ahli kubur, maka para ahli kubur berkata,”Wahai Dzat Yang Maha Penyayang, rahmatilah ia, dan jadikanlah ia ahli surga”.
Syaikh Al Fasyni berkata dalam Tuhfatul Ikhwan: Dari Sahabat Annas, dari Kanjeng Nabi SAW, dawuh (yg artinya): Hiasilah dua Hari Raya dengan tahlil, taqdis, tahmid dan takbir”. Nabi juga dawuh: Barangsiapa yang membaca:
سبحان الله وبحمده
SubhaanAllah wabihamdihi 300×
dan ia menghadiahkan untuk muslimin yg sudah wafat, maka seribu cahaya akan masuk di setiap kuburan, dan Gusti Allah akan memasukkan seribu cahaya ke kuburnya jika ia meninggal.
Syaikh Az Zuhri berkata: Sahabat Anas r.a. berkata, Nabi SAW dawuh (yg artinya): Barangsiapa di dua Hari Raya mengucapkan:
لا اله الا الله وحده لا شريك له، له الملك و له الحمد يحي و يميت و هو حي لا يموت بيده الخير وهو على كل شيئ قدير
sebanyak 400× sebelum Sholat ‘Ied, maka Gusti Allah SWT akan menikahkannya dg 400 bidadari, seakan memerdekakan 400 budak, dan Gusti Allah SWT mewakilkan para malaikat untuk membangun kota-kota dan menanam pohon-pohon untuknya di hari kiamat.
Syaikh Az Zuhri berkata: “Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Sahabat Anas r.a. Dan Anas r.a. dahulu jg berkata: “Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Nabi SAW.”
Wasiat KH. Abdul Karim Lirboyo
Diriwayatkan dari KH.Maimoen Zubair, dari Syaikh Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur, beliau dawuh: “Sak makendut-makendute santri ojo nganti ora ngurip-urip malem rioyo loro, kanthi sholat ba’diyah Isya’ rong rakaat ditambah sholat witir sak rakaat”.
Artinya: “Senakal-nakalnya santri jangan sampai tidak menghidupkan dua malam hari raya (Idul Fithri dan Idul Adlha) dengan melaksanakan sholat sunah minimal dua rokaat setelah Isya’ dan satu rokaat witir”